Filed under: Kumpulan Sajakku
ketika mendengarkan
lagu-lagu Ismail Marzuki
yang merekam masa sekitar 1945
pikiran menerawang masa lalu
perasaan membuncah di rongga dada
satu satu teman yang telah tiada
terbayang dengan ragam perilakunya
ketika kita bersama-sama bertahun-tahun
di lereng gunung, hutan, belukar, dan kampung
diberi makanan dan dilindungi para petani
semua itu cuma untuk satu kehendak
membela kemerdekaan bangsa dan tanah air
yang luas, subur, dan kaya sumber alamnya
supaya bangsaku tidak lagi miskin dan menderita
serta dicerdaskan, tak lagi tertinggal dan terbelakang
kubiarkan airmata luruh
basahi pipi dan bibirku
airmata untuk mereka yang telah tiada
airmata untuk bangsaku yang masih miskin dan menderita
aku yang tersisa, lelah dan tua
nyaris tak lagi punya guna
yang kupunya cuma sakit-sakitan dan kekurangan
terseok-seok menuju ujung perjalanan
telah kulakukan yang aku bisa
telah kujalani tebusannya
tak ada sesal yang tersisa
dalam menanti ajalku tiba
Lereng Burangrang, Juni 2007
1 Comment so far
Leave a comment
benar-benar menyentuh..
Comment by gabriel's lightboat December 26, 2008 @ 7:37 pm